Senin, 21 Mei 2012

Niat Puasa dan Qadha’ Puasa Ramadhan


1). Lafaz niat puasa fardhu Ramadhan :

نويت صوم غد عن أداء فرض شهررمضان هذه السنة لله تعالى .

Artinya : niat aku puasa esok hari menunaikan fardhu Ramadhan tahun ini kerana Allah Ta'ala.

2). Lafaz niat puasa Qhada’Ramadhan :

نويت صوم غد عن قضاء فرض رمضان لله تعالى .

Artinya : niat aku puasa esok hari kerana ganti fardhu Ramadhan kerana Allah Ta'ala.

Doa Ketika Berbuka Puasa:

اللهم لك صمت وبك آمنت وعلى رزقك أفطرت برحمتك ياأرحم الراحمين.

Artinya : Ya Tuhanku keranamu jua aku berpuasa dan denganmu aku beriman dan di atas rezekimu aku berbuka dengan belas kasihanmu Ya Allah yang amat mengasihani.

Qhada’ Puasa Ramadhan
Ialah:
menggantikan puasa yang terbatal pada baulan Ramadhan diatas sebab-sebab yang diharuskan berbuka oleh syara’
Hukum Qada’ Puasa Ramadhan
Wajib menggantikan puasa Ramadhan bagi yang membatalkan puasa Ramadhannya kerena keuzuran ataupun tanpa sebarang keuzuran
Firman Allah Ta’ala:

أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَخَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ



ayy aa man ma'duud aa tinfaman k aa na minkum marii dh an aw 'al aa safarin fa'iddatun min ayy aa min ukhara wa'al aa al la dz iina yu th iiquunahu fidyatun th a' aa mu miskiinin faman ta th awwa'a khayran fahuwa khayrun lahu wa-an ta sh uumuu khayrun lakum in kuntum ta'lamuun a



Maksudnya : “(Puasa yang diwajibkan itu ialah) beberapa hari yang tertentu maka siapa diantara kamu yang sakit atau dalam musafir (bolehlah ia berbuka) kemudian wajiblah ia berpuasa sebanyak (hari yang dibuka) itu pada hari-hari yang lain dan wajib ke atas orang-orang yang tidak berdaya berpuasa (kerana tuanya dan sebagainya) membayar fidyah yaitu memberi makan orang miskin (secupak bagi tiap-tiap satu hari yang tidak dikerjakan puasa) maka siapa yang dengan sukarela memberikan (bayaran fidyah) lebih dari yang di tentukan itu maka itu adalah suatu kebaikan baginya dan (walaupun demikian) berpuasa itu lebihbaik bagi kamu (daripada memberi fidyah) kalau kamu mengetahui ”. (Surah Al-Baqarah Ayat 184).

Minggu, 13 Mei 2012

DOKTOR CILIK Hafal dan paham Al-Qur'an

Dr Sayed Mohammed Hussein Tabatabai



Sebuah keajaiban di Abad 20. Menghebohkan dan menggetarkan hati. Tersebut, seorang bocah 7 tahun meraih gelar Doktor Honoris Causa dari Hijaz College Islamic University, Inggris, Karena Hafal dan Faham alquran.

Simak saja pernyataan dari Mohsen Qiraati, seorang Mufasir kontemporer Iran. “Saya telah menggeluti Al-quran selama lebih dari 20 tahun, namun kini kembali menjadi murid yang harus menulis catatan di buku pelajaran. Apapun yang ia ( Husein ) katakan,
saya catat, saya bangga menyatakan diri sebagai murid dari guru yang masih berusia 5 tahun ini “Lelaki cilik itu datang dari sebuah negeri yang sangat jauh, Negeri Persia ( Iran ). Di negerinya sendiri, dia sudah sangat terkenal sejak usianya baru 5 tahun.


Kini di sebuah negeri berperadaban Barat, lelaki cilik itu menjalani ujian selama 210 menit, dalam 2 x pertemuan. Ujiannya meliputi :- Menghafal alquran dan menerjemahkan ke dalam bahasa ibu,- Menerangkan topik ayat al-quran,- Menafsirkan dan menerangkan ayat Al Qur’an - bercakap cakap dengan menggunakan ayat2x al-quran, dan- menerangkan makna alquran dengan metode isyarat tangan.

Setelah ujian selesai nilai hasil ujian yang diraihnya adalah 9. 3Menurut standart yang ditetapkan Hijaz College Islamic University, Inggris, Peraih nilai ::: 60-70 diberi sertifikat Diploma,:: 70-80 Sarjana Kehormatan,:: 80-90 Magister Kehormatan,:: Diatas 90 Doktor Kehormatan ( honoris causa ).

Tepat tgl 19 Februari 1998, Lelaki cilik itupun menerima ijasah Doktor Honoris Causa dalam bidang “ Science of the Retention of The Holy Quran “Wat an amazing boy. Lelaki cilik itu bernama lengkap Sayyid Muhammad Husein Tabataba’i

Ini adalah kutipan sebagian dialog yang terjadi sekembalinya Husein dari Inggris ( Acara penyambutan sepulang dari Inggris ) :
Tanya ( T ) : Bagaimana ujian yang kamu lalui di Inggris ?
Husein ( H ) : “ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” ( QS 94:6 )
( T ) : Apa Tanggapan orang2x di sana ( Inggris ) dalam acara2x Qurani-mu?
( H ) : “ Mereka Tertawa ” (QS 83:34) [ Maksud Husein org2x di Inggris tuh merasa senang/bahagia ]
( T ) : Jika kamu ditanya orang, ‘ buat apa engkau ke inggris ‘ ? apa jawabanmu ?
( H ) : “ Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu “ ( QS 5:67 )[ yang dimaksud Husein adalah dia ke Inggris untuk menyampaikan ayat-ayat al-Quran ].
( T ) : Engkau belum lulus SD, bagaimana mungkin mendapat gelar doctor ?
( H ) : “ Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka “ ( QS 3:170 ).[ maksudnya, semua itu adalah karunia Allah ]
( T ) : Bagaimana Ilmu itu diajarkan ?
( H ) : “ Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh ( berjihad ) untuk Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. “ (QS 29:69)[maksud Husein, bila manusia berusaha mencari dengan bersungguh2x, maka Allah akan membuka jalan ilmu baginya. ]
( T ) : Kapan engkau akan menikah ?
( H ) : ( sambil tersenyum ) “ Dan apabila anak-anak telah sampai umur baligh, maka hendaklah mereka meminta izin. “ ( QS 24:59)[ maksud Husein akan menikah jika umurnya sudah baligh ]Dan masih banyak lagi dialog2x yang dijawab oleh Husein menggunakan ayat2x Al Qur’an,diantaranya:
( T ) : Apa kabarmu..?
( H ) : “ Dan penutup doa mereka ialah Alhamdulillahi Rabbil ’aalamin “ ( QS 10:10).[ Maksud Husein, kabarnya baik2x saja, dan untuk itu, segala puji bagi Allah Pemilik Semesta Alam. ]
( T ) : Di manakah Tuhan ?
( H ) : “ Maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah. “ ( QS 2 : 115 )
( T ) : Ayat mana dalam Al-Quran yag paling engkau sukai ?
( H ) : “ Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya deritaanmu, sangat menginginkan ( Keimanan dan Keselamatan ) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. “ (QS 9:128)

Walaupun ia sudah meraih gelar Doktor, husein tetaplah anak kecil. Kadangkala ia bertengkar dengan saudaranya. Namun uniknya, saat bertengkarpun ia mengucapkan kata-kata yang bersumber dari AlQur’an.

Ketika saudara laki-lakinya berusaha untuk memukulnya, Husein segera berteriak:“Selamatkanlah aku dari fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang dzalim" (Qs.66 At Tahrim:11)


Dia seorang anak Iran, yang dikaruniai Allah karunia terindah, kemampuan hafal dan memahami Al-Qur’an di usia yang sangat belia. Di usia 5 tahun, Sayyid Muhammad Husein Tabataba’i sudah bisa menghafal seluruh isi Al-Qur’an dan menerjemahkannya, ia bisa memahami makna ayat-ayat tersebut dan ia sering menggunakannya dalam perrcakapannya sehari-hari. Kefahaman atas Al-Quran tersebut menjadikan ia bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban yang Allah telah firmankan dalam Al-Qur’an, pun ia bisa menjelaskan suatu ayat dalam Al-Qur’an dengan ayat yang lainnya. Subhanallah.

Banyak sekali sessi tanya jawab yang membuat kita tersadar atas keadaan kita di saat ini dari sudut pandang Qur’an.
Dengarlah jawaban-jawaban yang keluar dari mulut seorang anak kecil ini:
Seseorang bertanya (T): “Bagaimana pendapatmu tentang budaya Barat”?
Husein menjawab (J) : “(Mereka) menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya” (QS. Maryam:59)
T: Apa pakaian yang kausukai?
J:”Pakaian takwa itulah yang paling baik” (QS. Al-A’raf:26)
T: Dimanakah Tuhan?
J:”Maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah” (QS. Al-Baqarah:115)
T: Jika seseorang menzalimi dan memukulmu, apa yang kau lakukan?
J:”Dan dalam qishash itu ada hidup bagimu.” (QS. AL-Baqarah:179){maksudnya Husein akan membalas pukulan itu}
T:Siapa yang paling engkau cintai?
J:”Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.” (QS Al-Baqarah:165) {maksudnya yang paling dia cintai adalah Allah}
T: Ayat mana dalam Al-Qur’an yang paling engkau sukai?
J:”Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At-Taubah:128)
T: Apa hadiah terbaik dari ayah kepada anaknya?
J: “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama.” (QS. At-Taubah:122) {maksudnya seorang ayah harus mendidik anaknya dalam bidang agama sebaik-baiknya}
T: Apa pendapatmu tentang sepak bola?
J: “Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?”(Al-Anbiya:52)
T: Apa pandanganmu tentang Israel?
J: “Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka.” (QS. Al-Maidah:41)
T: AS berusaha untuk memutus hubungan antara Iran dengan negara-negara Arab, apa pesan Anda kepada para pemimpin Arab?
J: “Berpeganglah kalian semua pada tali Allah.” (QS. Ali Imran:103)
T: Apa pendapatmu tentang kezaliman yang diderita bangsa Palestina hari ini?
J: “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi.” (QS. Al-Maidah:82)
T: Apa ayat yang paling berat dalam AL-Qur’an?
J: “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an.” (QS.Al-Qamar:17)

Dan masih banyak lagi dialog-dialog yang menarik dengan sang doktor cilik ini.
Di sana diceritakan perihal bagaimana amalan orang tua Husein sehingga memperoleh karunia besar seorang anak yang hafal dan paham Al-Qur’an. Tentang bagaimana orang tua Husein yang bertekad menghafalkan Al-Qur’an sebelum kelahiran Husein, sang ibu yang selalu membaca minimal 1 juz setiap hari selama hamil dan menyusui, ibu yang selalu berwudlu terlebih dahulu sebelum menyusui Husein. Dan banyak lagi penuturan orang tua Husein yang bisa diteladani.

Dibuku ini juga dicantumkan bagaimana motivasi yang benar dalam menghafal Al-Qur’an, sehingga anak-anak tidak sekedar bisa hafal mengucapkan ayat-ayat Qur’an tanpa salah tapi tidak tau maknanya. Bahwa motivasi yang benar dalam menghafal Qur’an adalah demi mencapai ketenangan dalam hidup. Anak-anak yang menghafal Al-Quran akan menjadikan Quran sebagai panduan hidupnya ditengah kehidupan masa kini yang telah penuh kemaksiatan, kebobrokan moral.

Dibuku ini diuraikan pula metode-metode yang menyenangkan untul menghafal dan memahami Al-Qur’an, seperti metode isyarat tangan yang diajarkan ayahanda Husein kepada Husein ketika dalam proses menghafalkan Qur’an, metode bermain dan bercerita.

Dibuku ini diceritakan bagaimana Husein mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari Hijaz College Islamic University di Inggris pada usia 7 tahun, juga tentang perjalanannya di berbagai negara, dari Mekkah, Qatar sampai Bosnia, juga pertemuan dan perbincangannya dengan berbagai tokoh dunia. Di edisi spesial, kita juga mendapatkan VCD tentang perjalanan Sayyid Muhammad Husein Tabataba’i dalam berbagai forum diskusi Al-Qur’an.

Fakta Besar Tentang Ka'bah Yang Coba Disembunyikan Dunia

Ternyata Bukan GMT Bukan Di Greenwich, Tapi Di Ka’bah (Fakta Ilmiah)

Ka’bah, rumah Allah sejuta ummat muslim merindukan berkunjung dan menjadi tamu - tamu Allah sang maha pencipta. Kiblatnya (arah) ummat muslim dalam melaksanakan sholat, dari negara manapun semua ibadah sholat menghadap ke kiblat ini.

 
 
Istilah Ka’bah adalah bahasa al quran dari kata “ka’bu” yg berarti “mata kaki” atau tempat kaki berputar bergerak untuk melangkah. Ayat 5/6dalam Al-quran menjelaskan istilah itu dg “Ka’bain” yg berarti ‘dua mata kaki’ dan ayat 5/95-96 mengandung istilah ‘ka’bah’ yg artinya nyata “mata bumi” atau “sumbu bumi” atau kutub putaran utara bumi.

Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari planet Bumi. Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah.


Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata, “Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ?.”

Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada alasan tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut.

Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus.

Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.

Makkah Pusat Bumi

Prof. Hussain Kamel menemukan suatu fakta mengejutkan bahwa Makkah adalah pusat bumi. Pada mulanya ia meneliti suatu cara untuk menentukan arah kiblat di kota-kota besar di dunia.


Untuk tujuan ini, ia menarik garis-garis pada peta, dan sesudah itu ia mengamati dengan seksama posisi ketujuh benua terhadap Makkah dan jarak masing-masing. Ia memulai untuk menggambar garis-garis sejajar hanya untuk memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang.

Setelah dua tahun dari pekerjaan yang sulit dan berat itu, ia terbantu oleh program-program komputer untuk menentukan jarak-jarak yang benar dan variasi-variasi yang berbeda, serta banyak hal lainnya. Ia kagum dengan apa yang ditemukan, bahwa Makkah merupakan pusat bumi.


Ia menyadari kemungkinan menggambar suatu lingkaran dengan Makkah sebagai titik pusatnya, dan garis luar lingkaran itu adalah benua-benuanya. Dan pada waktu yang sama, ia bergerak bersamaan dengan keliling luar benua-benua tersebut. (Majalah al-Arabiyyah, edisi 237, Agustus 1978).

Gambar-gambar Satelit, yang muncul kemudian pada tahun 90-an, menekankan hasil yang sama ketika studi-studi lebih lanjut mengarah kepada topografi lapisan-lapisan bumi dan geografi waktu daratan itu diciptakan.

Telah menjadi teori yang mapan secara ilmiah bahwa lempengan-lempengan bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang, bergerak secara teratur di sekitar lempengan Arab. Lempengan-lempengan ini terus menerus memusat ke arah itu seolah-olah menunjuk ke Makkah.

Studi ilmiah ini dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda, bukan dimaksud untuk membuktikan bahwa Makkah adalah pusat dari bumi. Bagaimanapun, studi ini diterbitkan di dalam banyak majalah sain di Barat.
Allah berfirman di dalam al-Qur’an al-Karim sebagai berikut:

Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya..’ (asy-Syura: 7)

Kata ‘Ummul Qura’ berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya menunjukkan Makkah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang lain hanyalah berada di sekelilingnya. Lebih dari itu, kata ummu (ibu) mempunyai arti yang penting di dalam kultur Islam.

Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Makkah juga merupakan sumber dari semua negeri lain, sebagaimana dijelaskan pada awal kajian ini. Selain itu, kata ‘ibu’ memberi Makkah keunggulan di atas semua kota lain.

Makkah atau Greenwich

Berdasarkan pertimbangan yang seksama bahwa Makkah berada tengah-tengah bumi sebagaimana yang dikuatkan oleh studi-studi dan gambar-gambar geologi yang dihasilkan satelit, maka benar-benar diyakini bahwa Kota Suci Makkah, bukan Greenwich, yang seharusnya dijadikan rujukan waktu dunia. Hal ini akan mengakhiri kontroversi lama yang dimulai empat dekade yang lalu.

Ada banyak argumentasi ilmiah untuk membuktikan bahwa Makkah merupakan wilayah nol bujur sangkar yang melalui kota suci tersebut, dan ia tidak melewati Greenwich di Inggris. GMT dipaksakan pada dunia ketika mayoritas negeri di dunia berada di bawah jajahan Inggris. Jika waktu Makkah yang diterapkan, maka mudah bagi setiap orang untuk mengetahui waktu shalat.

 

Makkah adalah Pusat dari lapisan-lapisan langit

Ada beberapa ayat dan hadits nabawi yang menyiratkan fakta ini. Allah berfirman, ‘Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.’ (ar-Rahman:33)

Kata aqthar adalah bentuk jamak dari kata ‘qutr’ yang berarti diameter, dan ia mengacu pada langit dan bumi yang mempunyai banyak diameter.

Dari ayat ini dan dari beberapa hadits dapat dipahami bahwa diameter lapisan-lapisan langit itu di atas diameter bumi (tujuh lempengan bumi). Jika Makkah berada di tengah-tengah bumi, maka itu berarti bahwa Makkah juga berada di tengah-tengah lapisan-lapisan langit.

Selain itu ada hadits yang mengatakan bahwa Masjidil Haram di Makkah, tempat Ka‘bah berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan langit dan tujuh bumi (maksudnya tujuh lapisan pembentuk bumi)


http://sourceflame.blogspot.com/2012/01/fakta-besar-tentang-kabah-yang-coba.html

Hikmah dan keajaiban wudlu

Di dalam ajaran Islam sebenarnya cukup banyak hal-hal yang berkaitan dengan suatu ibadah yang terlihat sederhana dan mudah dilakukan namun memiliki manfaat, hikmah dan hasiat yang luar biasa bagi kesehatan, baik kesehatan jasmanai maupun rohani, contohnya adalah wudhu. Wudhu adalah salah satu syariat Islam. Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk membersihkan diri atau berwudhu sebelum mendirikan shalat lima waktu. (QS Al-Maidah ayat 6). Wudhu juga merupakan salah satu syarat diterimanya ibadah shalat oleh Allah SWT, namun terkadang ada sebagian umat Islam yang memandangnya biasa-biasa saja. “Allah tidak akan menerima shalat seseorang di antara kamu, hingga dia berwudhu .” (HR. Bukhari Muslim).
Wudhu dan Kesehatan Jasmani
Wudhu ternyata mempunyai manfaatnya sangat besar. Itulah yang dibuktikan oleh para ahli kesehatan dunia. Salah satunya adalah Prof Leopold Werner von Ehrenfels, seorang psikiater sekaligus neurolog berkebangsaan Austria. Ia menemukan sesuatu yang menakjubkan dalam wudhu karena mampu merangsang pusat syaraf dalam tubuh manusia. Karena keselarasan air dengan wudhu dan titik-titik syaraf, kondisi tubuh senantiasa akan sehat. Dari sinilah ia akhirnya memeluk Islam dan mengganti namanya menjadi Baron Omar Rolf Ehrenfels. (www.republika.co.id)
Ulama fikih juga menjelaskan hikmah wudhu sebagai bagian dari upaya untuk memelihara kebersihan fisik dan rohani. Daerah yang dibasuh dengan air wudhu seperti tangan, daerah muka termasuk mulut dan kaki, memang paling banyak bersentuhan dengan benda-benda asing, termasuk kotoran. Oleh karena itu, wajar kalau daerah itu yang harus dibasuh, sebab penyakit kulit umumnya sering menyerang permukaan kulit yang terbuka dan jarang dibersihkan seperti di sela-sela jari tangan, kaki, leher, belakang telinga, dan lainnya. Oleh karena itu Mochtar Salem memberi saran agar anggota tubuh yang terbuka senantiasa dibasuh atau dibersihkan dengan menggunakan air.
Berbagai penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa munculnya penyakit kulit disebabkan oleh rendahnya kebersihan kulit. Oleh karena itu, orang yang memiliki aktivitas padat (terutama di luar ruangan) disarankan untuk sesering mungkin membasuh atau mencuci anggota badannya yang terbuka, seperti kepala, muka, telinga, hidung, tangan, dan kaki.
Mencegah penyakit dengan wudhu bisa kita cermati dan pelajari sejarah hidup Rasulullah SAW, seperti yang diungkapkan Muhammad Husein Haykal dalam bukunya Hayatu Muhammad, sepanjang hidupnya Rasulullah SAW tak pernah menderita penyakit, kecuali saat sakaratul maut hingga wafatnya. Hal ini menunjukkan bahwa wudhu dengan cara yang benar niscaya dapat mencegah berbagai macam penyakit.
Menurut sejumlah penelitian, berwudhu itu dapat menghilangkan berbagai macam penyakit, misalnya penyakit kanker, flu, pilek, asam urat, rematik, sakit kepala, telinga, pegal, linu, mata, sakit gigi, dan sebagainya.
Mokhtar Salem dalam bukunya Prayers a Sport for the Body and Soul menjelaskan, wudhu bisa mencegah kanker kulit. Jenis kanker ini lebih banyak disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang setiap hari menempel dan terserap oleh kulit. Kemudian, apabila dibersihkan dengan air (terutama saat wudhu), bahan kimia itu akan larut. Selain itu jelasnya, wudhu juga menyebabkan seseorang menjadi tampak lebih muda.
Dalam penelitian yang dilakukan Muhammad Salim tentang manfaat wudhu untuk kesehatan, terungkap bahwa berwudhu dengan cara yang baik dan benar akan mencegah seseorang dari segala penyakit. Dalam penelitiannya itu, Muhammad Salim juga menganalisis masalah kesehatan hidung dari orang-orang yang tidak berwudhu dan yang berwudhu secara teratur selama lima kali dalam sehari untuk mendirikan shalat.
Salim mengambil zat dalam hidung pada selaput lendir dan mengamati beberapa jenis kumannya. Pekerjaan ini ia lakukan selama berbulan-bulan. Berdasarkan analisisnya, lubang hidung orang-orang yang tidak berwudhu memudar dan berminyak, terdapat kotoran dan debu pada bagian dalam hidung, serta permukaannya tampak lengket dan berwarna gelap.
Adapun orang-orang yang teratur dalam berwudhu, ungkap Salim, permukaan rongga hidungnya tampak cemerlang, bersih, dan tidak berdebu. “Sesungguhnya, cara berwudhu yang baik adalah dimulai dengan membasuh tangan, berkumur-kumur, lalu mengambil air dan menghirupnya ke dalam hidung kemudian mengeluarkannya. Langkah ini hendaknya dilakukan sebanyak tiga kali secara bergantian,” kata Salim.
Wudhu dan Kesehatan Rohani
Ulama tasawuf menjelaskan hikmah wudhu dengan menjelaskan bahwa daerah-daerah yang dibasuh air wudhu memang daerah yang paling sering berdosa. Kita tidak tahu apa yang pernah diraba, dipegang, dan dilakukan tangan kita. Banyak pancaindera tersimpul di bagian muka.
Berapa orang yang jadi korban setiap hari dari mulut kita, berapa kali berbohong, memaki, dan membicarakan aib orang lain. Apa saja yang dimakan dan diminum. Apa saja yang baru diintip mata ini, apa yang didengar oleh kuping ini, dan apa saja yang baru dicium hidung ini? Kemana saja kaki ini gentayangan setiap hari? Jadi, anggota badan yang dibasuh ketika berwudhu ialah daerah yang paling riskan untuk melakukan dosa.
Rasul SAW menyatakan, wajah orang yang berwudhu itu akan senantiasa bercahaya. Rasulullah akan mengenalinya nanti pada hari kiamat karena bekas wudhu. “Umatku nanti kelak pada hari kiamat bercahaya muka dan kakinya karena bekas wudhu.”
Muhammad Kamil Abd Al-Shomad, yang mengutip sumber dari Al-I’jaz Al-Ilmiy fi Al-Islam wa Al-Sunnah Al-Nabawiyah, menjelaskan bahwa manfaat semua hal yang diperintahkan dalam wudhu sangatlah besar bagi tubuh manusia. Mulai dari membasuh tangan dan menyela-nyela jari, berkumur-kumur, memasukkan air ke dalam lubang hidung, membasuh muka, membasuh kedua tangan sampai siku, mengusap kepala, membasuh telinga, hingga membasuh kaki hingga mata kaki.
Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) dalam bukunya Lentera Hidup menuliskan keutamaan wudhu. “Sekurang-kurangnya lima kali dalam sehari-semalam setiap Muslim diperintahkan untuk berwudhu dan mengerjakan shalat. Meskipun wudhu belum lepas (batal), disunahkan pula memperbaharuinya. Oleh ahli tasawuf, diterangkan pula hikmah wudhu itu. Mencuci muka artinya mencuci mata, hidung, mulut, dan lidah kalau-kalau tadinya pernah berbuat dosa ketika melihat, berkata, dan makan.
Mencuci tangan dengan air seakan-akan membasuh tangan yang telanjur berbuat salah. Membasuh kaki dan lain-lain demikian pula. Mereka memperbuat hikmat-hikmat itu meskipun dalam hadis dan dalil tidak ditemukan. Tujuannya adalah supaya manusia jangan membersihkan lahirnya saja, sementara batinnya masih tetap kotor. Hati yang masih tamak, loba, dan rakus, kendati sudah berwudhu, maka wudhunya lima kali sehari semalam itu berarti tidak berbekas dan tidak diterima oleh Allah SWT, dan shalatnya pun tidak akan mampu menjauhkan dirinya dari perbuatan fakhsya’ (keji) dan mungkar (dibenci).”
Buya Hamka menambahkan, wudhu itu dapat menyehatkan badan. “Kita hidup bukanlah untuk mencari pujian dan bukan pula supaya kita paling atas di dalam segala hal. Meskipun itu tidak kita cari, kalau kita senantiasa menjaga kebersihan, kita akan dihormati orang juga.”
Referensi :
Al-quran dan terjemahnya-Kementerian Agama RI.
Shahih Bukhari-Imam Bukhori
Al Jami’ Ash Shohih Al Musnad min haditsi rasulillaahi shallallaahu ‘alaihi wasallam wa sunanihi wa ayyamihi-Imam Muslim.
www.republika.co.id,
Lentera Hidup – Buya Hamka
http://id.wikipedia.org

Jumat, 11 Mei 2012

JUAL BELI ORGAN TUBUH DALAM PRESPEKTIF ISLAM

JUAL BELI ORGAN TUBUH DALAM PRESPEKTIF ISLAM

oleh: Muhammad Hambali, SHI
photo__11
A. Pendahuluan
Dalam terminologi arab jual beli merupakan berasal dari kaidah “ tamlikul maalin bi maalin “ yang artinya menukar harta dengan harta dalam syariat Islam kaidah tersebut berarti menukar harta dengan harta atas dasar suka sama suka “ tamlikul maalin bimaalin ma’at tarodji “.
Dalam al-Qur’an di nyatakan bahwa allah SWT. telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Ayat tersebut mengindikasiakn bahwa dalam jual beli ada batasan-batasan yang tidak boleh dilampaui oleh manusia, yang salah satunya adalah jual beli yang mengandung unsur riba serta jual beli yang dalam pandangan syariat masuk dalam golongan jual beli barang yang masih samar atau hashot.
Berangkat dari pra wacana di atas, ada suatu hal yang harus kita perhatikan dalam jual beli yaitu adanya sikap saling merelakan atau ridlo. Imam Syafi’I berpendapat bahwa dalam jual beli aspek yang paling penting yang harus ada adalah sikap salaing meridlohi. Dengan adanya sikap saling meridlohi tersebut dapat di ketahui apakah jual beli tersebut sah ataukah tidak.
Pada zaman sekarang ini banyak kita temukan bahwa masyarakat sekarang cenderung untuk meninggalkan nilai-nilai agama dalam aktivitas sehari-harinya. Fenomena tersebut semakin hari semakin menjadi jadi. Dalam benak masing-masing orang yang ada adalah bagaima kita menghasilkan uang atau materi yang banyak dengan jalan yang sangat mudah atau tanpa memperdulikan rambu-rambu yang telah di tetapkan oleh agama Islam. Salah satu bentuk kongkrit dari fenomena ini adalah demi mendapatkan uang orang bisa menjual darah atau ginjalnya.
Oleh sebab itu, dalam pembahasan yang sangat singkat ini akan di kupas pandangan Islam tentang hukum menjual organ tubuh seperti darah dan ginjal.
B. Pandangan Islam terhadap jual beli organ tubuh manusia.
Islam sebagai agama yang paling terakhir mengariskan seluruh aturan kehidupan yang tertuang dalam al-Qur’an dan Al-Hadist. Akan tetapi aturan-aturan yang digariskan dalam al-Qur’an dan Al-Hadist dalam bentuk yang sangat parsial dan sangat gelobal. Tidak terlepas pada urusan jual beli Islam juga mengaturnya akan tetapi aturan-aturan yang terdapat dalam Al-Qur’an tersebut lagi-lagi sangatlah gelobal untuk menjawab permasalahan umat yang dari hari kehari semakin kompleks.
Salah satu bentuk permasalahan jual beli yang tidak di syariatkan oleh Islam adalah jual beli tentang organ tubuh manusia. Al-Quran hanya menjelaskan bahwa Allah SWT. telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Dalam kaidah bahasa arab ketika lafadz itu berbentuk mufrot dan di masuiki “Al” maka kata tersebut merupakan kata yang “am “. Oleh sebab itu lafadz Al-Bai’ tersebut merupakan lafadz yang masih umum artinya tidak semua jual beli dihalalkan oleh Allah SWT. namun ada yang di haramkan seperti jual beli yang mengandung unsur riba , jual beli barang yang tidak halal , jual beli barang yang najis dan lain-lain.
Berangkat dari hal ini ada sebuah pertanyaan apakah organ tubuh manusia seperti ginjal dan darah termasuk dalam bagian barang yang halal ataukah haram untuk di perjual belikan.dalam sebuah hadist yang di riwayatkan oleh Jabir Bin Abdillah menyatakan bahwa Rosulullah SAW. melarang menjual kelebihan air dan menjualm Mani ( seperma ) unta. Dari hadist tersebut dapat kita pahami bahwa seperma merupakan bagian dari organ tubuh hewan yang haram untuk di perjual belikan . hal ini di sebabkan seperma merupakan bukanlah barang yang halal untuk di perjual belikan.
Walaupun yang di bahas dalam hadist tersebut merupakan larangan menjual seperma binatang, namun ada sebuah kesamaan yang dapat kita jadikan sebagai acuan untuk menetapkan hukum dari menjual organ tubuh manusia. Yaitu barang yang di jual tersebut sama-sama haram untuk di perjual belikan. Dengan menggunakan metode Qiyas yang di dasarkan atas kesamaan Ilat yang di miliki antara kedua masalah tersebut. Maka dapat kita simpulkan bahwa organ tubuh baik manusia maupun hewan adalah benda yang haram untuk di perjual belikan.
Akan tetapi yang menjadi permasalahan sekarang adalah ketika seseorang tersebut memberikan salah satu organ tubuh yang di milikinya atas dasar kerelaan atau bukan atas dasar materi / menjual seperti donor darah yang mendapatkan imbalan jasa, apakah hal tersebut termasuk dalam menjual organ tubuh yang hukumnya adalah haram.
Persoalan tersebut sama halnya dengan ketika kita pinjam uang pada orang lain dan sewaktu kita mengembalikan uang tersebut kita beri kelebihan atau imbalan sebagai rasa terima kasih kita. Dalam pandangan syariat hal terserbut di perbolehkan dsan bahkan di anjurakan. Sebagaimana yang terdapat dalam hadist Rosulallah SAW. yang di riwayatkan oleh Abu Huroirah yang mengatakan bahwa Rosulullah bersabda “ penukaran emas dengan emas dan penukaran perak dengan perak haruslah setimbang , janganlah di krangi dan janganlah di tambah.” Hadist tersebut mengindikasikan bahwa yang termasuk dalam kategori riba adalah ketika tambahan tersebut di muat dalam akad tersebut. Dengan demikian apabila tambahan tersebut tidak di syratkan dalam akadnya maka hal tersebut tidak termasuk dalam riba, akan tetapi dalam kategori ucapan terima kasih saja.
Dengan demikian pada persoalan di atas di mana seseorang yang memberikan darahnya kepada orang lain atas dasar suka rela dan tidak mengharapkan imbalan apapun maka hal tersebut di pelbolehkan atau halal hukumnya. Walaupun setelah itu ia mendapatkan balas jasa dari orang lain, akan tetapi balas jasa tersebut sebagai ucapan terima kasih.
Dalam sayriat Isalam yang di larang adalah jika sewaktu memberikan darah tersebut atas dasar menjual belikan maka hal tersebut termasuk dalam menjual barang-barang yang haram, sehingga hukumnya pun menjadi haram dalam sebuah hadist di jelaskan barang siapa yang memakan harta yang di dapat dari cara yang haram maka baginya adalah siksa neraka.
C. Kesimpulan
Dari ulasan singkat tersebut dapat kita simpulkan bahwa jual beli organ tubuh manusia seperti darah dan ginjal adalah perbuatan yang di larang oleh agama. Dengan kata lain jual beli organ tubuh manusia adalah haram. Hal ini di dasarkan pada hadist Rosulullah yang mnyatakan bahwa Rosulullah melarang menjual seperma binatang.
Akan tetapi memberikan organ tubuh pada orang lain itu menjadi boleh dan halal bila di dasarkan atas niat yang ikhlas tidak mengharapkan imbalan apapun juga. Maka hal tersebut di perbolehkan oleh syariat Islam. Sebagaimana yang terjadi pada saat kiat mengembalikan uang hutang yang lebih namun hal tersebu atas dasar ucapan terima kasih.
Refrensi
K.H Kohar Ma’ruf , Terj. Bulugul Marom , ( Jakarta : PT. Rineka Cipta , 1992 ) hal 406
Ahmad Musthofa Al-Maroghi , Terj. Tafsir Maroghi , ( Semarang : CV. Toha Putra ,.. ) hal 25
Al-Imam Abi Fidai Al- Hafidzi Ibn Katsir Al- Damsiqi, Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim , ( Beirut : Maktabah Nur Al-Ilmiyah , 1991 ) hal 454 , http://marx83.wordpress.com

Kamis, 10 Mei 2012

PENGARUH AL_QUR'AN TERHADAP ORGAN TUBUH

[Dievalusi dengan menggunakan perangkat elektronik]

Dr. Ahmad Al-Qadhiy (United States of America)
Ada menyeruak perhatian yang begitu besar terhadap kekuatan membaca Al-Qur’an, dan yang terlansir di dalam Al-Qur’an, dan pengajaran Rasulullah. Dan sampai beberapa waktu yang belum lama ini, belum diketahui bagaimana mengetahui dampak Al-Qur’an tersebut kepada manusia. Dan apakah dampak ini berupa dampak biologis ataukah dampak kejiwaan, atakah malah keduanya, biologis dan kejiwaan.

Maka, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kami memulai sebuah penelitian tentang Al-Qur’an dalam pengulangan-pengulangan “Akbar” di kota Panama wilayah Florida. Dan tujuan pertama penelitian ini adalah menemukan dampak yang terjadi pada organ tubuh manusia dan melakukan pengukuran jika memungkinkan. Penelitian ini menggunakan seperangkat peralatan elektronik dengan ditambah komputer untuk mengukur gejala-gejala perubahan fisiologis pada responden selama mereka mendengarkan bacaan Al-Qur’an.

Penelitian dan pengukuran ini dilakukan terhadap sejumlah kelompok manusia:

1. Muslimin yang bisa berbahasa Arab.
2. Muslimin yang tidak bisa berbahasa Arab
3. Non-Islam yang tidak bisa berbahasa Arab.

Pada semua kelompok responden tersebut dibacakan sepotong ayat Al-Qur’an dalam bahasa Arab dan kemudian dibacakan terjemahnya dalam bahasa Inggris.
Dan pada setiap kelompok ini diperoleh data adanya dampak yang bisa ditunjukkan tentang Al-Qur’an, yaitu 97% percobaan berhasil menemukan perubahan dampak tersebut. Dan dampak ini terlihat pada perubahan fisiologis yang ditunjukkan oleh menurunnya kadar tekanan pada syaraf secara sprontanitas. Dan penjelasan hasil penelitian ini aku presentasikan pada sebuah muktamar tahunan ke-17 di Univ. Kedokteran Islam di Amerika bagian utara yang diadakan di kota Sant Louis Wilayah Mizore, Agustus 1984.

Dan benar-benar terlihat pada penelitian permulaan bahwa dampak Al-Qur’an yang kentara pada penurunan tekanan syaraf mungkin bisa dikorelasikan kepada para pekerja: Pekerja pertama adalah suara beberapa ayat Al-Qur’an dalam Bahasa Arab. Hal ini bila pendengarnya adalah orang yang bisa memahami Bahasa Arab atau tidak memahaminya, dan juga kepada siapapun (random). Adapun pekerja kedua adalah makna sepenggal Ayat Al-Qur’an yang sudah dibacakan sebelumnya, sampai walaupun penggalan singkat makna ayat tersebut tanpa sebelumnya mendengarkan bacaan Al-Qur’an dalam Bahasa Arabnya.

Adapun Tahapan kedua adalah penelitian kami pada pengulangan kata “Akbar” untuk membandingkan apakah terdapat dampak Al-Qur’an terhadap perubahan-perubahan fisiologis akibat bacaan Al-Qur’an, dan bukan karena hal-hal lain selain Al-Qur’an semisal suara atau lirik bacaan Al-Qur’an atau karena pengetahun responden bahwasannya yang diperdengarkan kepadanya adalah bagian dari kitab suci atau pun yang lainnya.

Dan tujuan penelitian komparasional ini adalah untuk membuktikan asumsi yang menyatakan bahwa “Kata-kata dalam Al-Qur’an itu sendiri memiliki pengaruh fisiologis hanya bila didengar oleh orang yang memahami Al-Qur’an . Dan penelitian ini semakin menambah jelas dan rincinya hasil penelitian tersebut.

Peralatan

Peralatan yang digunakan adalah perangkat studi dan evaluasi terhadap tekanan syaraf yang ditambah dengan komputer jenis Medax 2002 (Medical Data Exuizin) yang ditemukan dan dikembangkan oleh Pusat Studi Kesehatan Univ. Boston dan Perusahaan Dafikon di Boston. Perangkat ini mengevaluasi respon-respon perbuatan yang menunjukkan adanya ketegangan melalui salah satu dari dua hal: (i) Perubahan gerak nafas secara langsung melalui komputer, dan (ii) Pengawasan melalui alat evaluasi perubahan-perubahan fisiologis pada tubuh. Perangkat ini sangat lengkap dan menambah semakin menguatkan hasil validitas hasil evaluasi.

Subsekuen:

1.    Program komputer yang mengandung pengaturan pernafasan dan monitoring perubahan fisiologis dan printer.

2.    Komputer Apple 2, yaitu dengan dua floppy disk, layar monitor dan printer.

3.    Perangkat monitoring elektronik yang terdiri atas 4 chanel:

2 canel untuk mengevaluasi elektrisitas listrik dalam otot yang diterjemahkan ke dalam respon-respon gerak syaraf otot; satu chanel untuk memonitor arus balik listrik yang ke kulit; dan satu chanel untuk memonitor besarnya peredaran darah dalam kulit dan banyaknya detak jantung dan suhu badan.

Berdasarkan elektrisitas listrik dalam otot-otot, maka ia semakin bertambah yang menyebabkan bertambahnya cengkeraman otot. Dan untuk memonitor perubahan-perubahan ini menggunakan kabel listrik yang dipasang di salah satu ujung jari tangan.

Adapun monitoring volume darah yang mengalir pada kulit sekaligus memonitor suhu badan, maka hal itu ditunjukkan dengan melebar atau mengecilnya pori-pori kulit. Untuk hal ini, menggunakan kabel listrik yang menyambung di sekitar salah satu jari tangan. Dan tanda perubahan-perubahan volume darah yang mengalir pada kulit terlihat jelas pada layar monitoryang menunjukkan adanya penambahan cepat pada jantung. Dan bersamaan dengan pertambahan ketegangan, pori-pori mengecil, maka mengecil pulalah darah yag mengalir pada kulit, dan suhu badan, dan detak jantung.

Metode dan Keadaan yang digunakan:

Percobaan dilakukan selama 210 kali kepada 5 responden: 3 laki-laki dan 2 perempuan yang berusia antara 40 tahun dan 17 tahun, dan usia pertengahan 22 tahun.

Dan setiap responden tersebut adalah non-muslim dan tidak memahami bahasa Arab. Dan percobaan ini sudah dilakukan selama 42 kesempatan, dimana setiap kesempatannya selama 5 kali, sehingga jumlah keseluruhannya 210 percobaan.

Dan dibacakan kepada responden kalimat Al-Qur’an dalam bahasa Arab selama 85 kali, dan 85 kali juga berupa kalimat berbahasa Arab bukan Al-Qur’an. Dan sungguh adanya kejutan/shock pada bacaan-bacaan ini: Bacaan berbahasa Arab (bukan Al-Qur’an) disejajarkan dengan bacaan Al-Qur’an dalam lirik membacanya, melafadzkannya di depan telingga, dan responden tidak mendengar satu ayat Al-Qur’an selama 40 uji-coba.

Dan selama diam tersebut, responden ditempatkan dengan posisi duduk santai dan terpejam. Dan posisi seperti ini pulalah yang diterapkan terhadap 170 uji-coba bacaan berbahasa Arab bukan Al-Qur’an.

Dan ujicoba menggunakan bacaan berbahasa Arab bukan Al-Qur’an seperti obat yang tidak manjur dalam bentuk mirip seperti Al-Qur’an, padahal mereka tidak bisa membedakan mana yang bacaan Al-Qur’an dan mana yang bacaan berbahasa Arab bukan Al-Qur’an. Dan tujuannya adalah utuk mengetahui apakah bacaan Al-Qur’an bisa berdampak fisiologis kepada orang yang tidak bisa memahami maknanya.

Apabila dampak ini ada (terlihat), maka berarti benar terbukti dan dampak tidak ada pada bacaan berbahasa Arab yang dibaca murottal (seperti bacaan Imam Shalat) pada telinga responden.

Adapun percobaan yang belum diperdengarkan satu ayat Al-Qur’an kepada responden, maka tujuannya adalah untuk mengetahui dampak fisiologis sebagai akibat dari letak/posisi tubuh yang rileks (dengan duduk santai dan mata terpejam).

Dan sungguh telah kelihatan dengan sangat jelas sejak percobaan pertama bahwasannya posisi duduk dan diam serta tidak mendegarkan satu ayat pun, maka ia tidak mengalami perubahan ketegangan apapun. Oleh karena itu, percobaan diringkas pada tahapan terakhir pada penelitian perbandingan terhadap pengaruh bacaan Al-Qur’an dan bacaan bahasa Arab yang dibaca murottal seperti Al-Qur’an terhadap tubuh.

Metode pengujiannya adalah dengan melakukan selang-seling bacaan: dibacakan satu bacaan Al-Qur’an, kemudian bacaan vahasa Arab, kemudian Al-Qur’an dan seterusnya atau sebaliknya secara terus menerus.

Para responden tahu bahwa bacaan yang didengarnya adalah dua macam: Al-Qur’an dan bukan Al-Qur’an, akan tetapi mereka tidak mampu membedakan antara keduanya, mana yang Al-Qur’an dan mana yang bukan.

Adapun metode monitoring pada setiap percobaan penelitian ini, maka hanya mencukupkan dengan satu chanel yaitu chanel monitoring elektrisitas listrik pada otot-otot, yaitu dengan perangkat Midax sebagaimana kami sebutkan di atas. Alat ini membantu menyampaikan listrik yang ada di dahi.

Petunjuk yang sudah dimonitor dan di catat selama percobaan ini mengadung energi listrik skala pertengahan pada otot dibandingkan dengan kadar fluktuasi listrik pada waktu selama percobaan. Dan sepanjang otot untuk mengetahui dan membandingkan persentase energi listrik pada akhir setiap percobaan jika dibandingkan keadaan pada awal percobaan.

Semua monitoring sudah dideteksi dan dicatat di dalam komputer.
Dan sebab kami mengutamakan metode ini untuk memonitor adalah karena perangkat ini bisa meng-output angka-angka secara rinci yang cocok untuk studi banding, evaluasi dan akuntabel..
Pada satu ayat percobaan, dan satu kelompok percobaan perbandingan lainnya mengandung makna adanya hasil yang positif untuk satu jenis cara yang paling kecil sampai sekecil-kecilnya energi listrik bagi otot. Sebab hal ini merupakan indikator bagusnya kadar fluktuasi ketegangan syaraf, dibandingkan dengan berbagai jenis cara yang digunakan responden tersebut ketika duduk.

Hasil Penelitian

Ada hasil positif 65% percobaan bacaan Al-Qur’an. Hal ini menunjukkan bahwa energi listrik yang ada pada otot lebih banyak turun pada percobaan ini, ditunjukkan dengan dampak ketegangan syaraf yang terbaca pada monitor, dimana ada dampak hanya 33 % pada responden yang diberi bacaan selain Al-Qur’an.

Pada sejumlah responden, mungkin akan terjadi hasil yang terulang sama, seperti hasil pengujian terhadap mendengar bacaan Al-Qur’an. Oleh karena itu, dilakukan ujicoba dengan diacak dalam memperdengarkannya (antara Al-Qur’an dan bacaan Arab) sehingga diperoleh data atau kesimpulan yang valid.

Pembahasan Hasil Penelitian dan Kesimpulan

Sungguh sudah terlihat jelas hasil-hasil awal penelitian tentang dampak Al-Qur’an pada penelitian terdahulu bahwasanya Al-Qur`an memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap syaraf. dan mungkin bisa dicatat pengaruh ini sebagai satu hal yang terpisah, sebagaimana pengaruh inipun terlihat pada perubahan energi listrik pada otot-otot pada organ tubuh. dan perubah-perubahan yang terjadi pada kulit karena energi listrik, dan perubahan pada peredaran darah, perubahan detak jantung, voleme darah yang mengalir pada kulit, dan suhu badan.

Semua perubahan ini menunjukan bahwasanya ada perubahan pada organ-organ syaraf otak secara langsung dan sekaligus mempengaruhi organ tubuh lainnya. Jadi, ditemukan sejumlah kemungkinan yang tak berujung ( tidak diketahui sebab dan musababnya) terhadap perubahan fisiologis yang mungkin disebabkan oleh bacaan Al-Qur`an yang didengarkannya.

Oleh karena itu sudah diketahui oleh umum bahwasanya ketegangan-ketegangan saraf akan berpengaruh kepada dis-fungsi organ tubuh yang dimungkinkan terjadi karena produksi zat kortisol atau zat lainnya ketika merespon gerakan antara saraf otak dan otot.

Oleh karena itu pada keadaan ini pengaruh Al-Qur`an terhadap ketegangan saraf akan menyebabkan seluruh badannya akan segar kembali, dimana dengan bagusnya stamina tubuh ini akan menghalau berbagai penyakit atau mengobatinya. Dan hal ini sesuai dengan keadaan penyakit tumor otak atau kanker otak.

Juga, hasil uji coba penelitian ini menunjukan bahwa kalimat-kalimat Al-Qur`an itu sendiri memeliki pengaruh fisiologis terhadap ketegangan organ tubuh secara langsung, apalagi apabila disertai dengan mengetahui maknanya.
Dan perlu untuk disebutkan disini bahwasanya hasil-hasil penelitian yang disebutkan diatas adalah masih terbatas dan dengan responden yang juga terbatas.


Maha Suci Allah dengan Segala Firmannya

Rabu, 09 Mei 2012

Karena Allah Memahami Diri Kita

Jika apa yang kita inginkan masih sulit diwujudkan, maka sadarilah bahwa ada yang sedang di-upgrade dalam diri kita. Ada keindahan dalam setiap takdir-Nya. Akan selalu ada hikmah di balik setiap kejadian asal kita mau sejenak merenung, bertafakur sembari terus menguatkan sabar dan syukur. Ketika mimpi seolah menabrak jalan buntu, sadarilah bahwa Allah sedang meng-upgrade hal penting dalam diri kitayaitu kesabaran dan keikhlasan.

Mungkin ada banyak hal yang tidak kita inginkan, padahal sejatinya itu yang kita butuhkan. Sebaliknya, ada banyak hal yang begitu besar hasrat kita untuk meraihnya, namun sejatinya ada banyak kerugian di baliknya. Karena sesungguhnya Allahlah yang paling tahu apa yang kita butuhkan, apa yang baik atau tidak baik untuk diri kita. Jadi, selalu berbaik sangkalah kepada-Nya, karena hal itu akan menuntun hati untuk bisa lebih tenang menghadapi kenyataan, baik menyenangkan ataupun tidak.

Boleh jadi kamu membenci sesuatu , padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi ( pula ) kamu menyukai sesuatu , padahal ia amat buruk bagimu ; Allah mengetahui , sedang kamu tidak mengetahui.
Al-baqarah ayat 216

Sahabat, Allah lebih memahami kita, melebihi diri kita sendiri. Allahlah yang membuat kita mampu tersenyum walau dalam keadaan menangis. Tempat bertahan ketika hendak menyerah. Tempat berdoa ketika hilang tempat mengadu dan ketika semua orang menjauh. Tempat untuk kembali bangkit sekalipun hati kita telah hancur. Tempat untuk tetap mengerti ketika tidak satupun terlihat memberi arti. Dan yakinlah di dalam kesakitan teruji kesabaran, dalam perjuangan teruji keikhlasan, dalam ukhuwah teruji ketulusan, dalam tawakal teruji keyakinan. Karena sesungguhnya hidup ini akan terasa lebih indah jika Allah menjadi tujuan.

http://islami123.wordpress.com

13 Kunci Kebahagiaan Menurut Prespektif Islam


13 Kunci Kebahagiaan Menurut Prespektif Islam

Semua orang ingin bahagia. Tapi sedikit yang berusaha melakukan sebab-sebab bagi tercapainya bahagia. Dengan kata lain, mereka tak mau menyentuh kunci bahagia. Sama seperti dikatakan penyair "Kesuksesan yang kau ingini Namun usahamu tak berarti, sedikit sekali Sungguh, perahu itu tak mungkin berlabuh di permukaan tanah kering"



Sesungguhnya ada banyak kunci bahagia. Paling tidak ada 12 hal yang bila kita melakukannya kita akan bahagia.

  1. Iman kepada Allah dan beramal shaleh.
    Allah berfirman: "Siapa saja yang beramal kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan sedangkan dia dalam keadaan beriman maka Aku akan hidupkan mereka dalam kehidupan yang baik." (An Nahl: 97) "Siapa saja beriman kepada Allah dan hari Akhir serta beramal shaleh mereka tidak pernah takut dan tidak pernah bersedih." (Al maidah: 69). Abu Yahya Shuhaib bin Sinan Ra. meriwayatkan, Rasulullah Saw. bersabda: "Sungguh mengherankan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya segala urusannya baginya memberikan kebaikan, hal ini tidak dimiliki oleh seorangpun melainkan oleh seorang mukmin. Bila mendapatkan harta atau kesuksesan selalu bersyukur maka jadilah itu kebaikan baginya dan bila mendapatkan kesengsaraan dia selalu bersabar dan itupun menjadikan kebaikan baginya." (HR. Muslim) Pengaruh iman dalam kehidupan sangat mnyata sekali. Ketika diinterogtasi di Damaskus dengan berbagai bentuk penyiksaan yang keji, Ibnu Taimiyah Rahimahullah malah mengatakan: "Apa yang diperbuat musuh-musuhku itulah surgaku,penjara bagiku adalah tempatku menyepi dan penyiksaan terhadapku itulah syahadahku (syahidku), sedang pengusiran terhadapku itulah tamasyaku." Ucapan ini tentu tak akan keluar kecuali dari seorang yang benar-benar telah menghunjam kuat imannya di dalam dada.
  2. Beriman kepada Qadha dan Qadar
    Qadha dan qadar, baik buruknya semua adalah datang dari Allah. Ketahuilah, bila ada musibah menimpa dirimu maka itu bukanlah karena kesalahanmu, dengan kata lain, kesalahan yang kamu lakukan tidak mesti menyebabkan musibah bagimu di dunia. Karena semua telah ada dalam ketentuan Allah Ta'ala. Ridha dengan bagian rezki dari Allah dan menerima berbagai kemungkinan yang bakal ditimpakan Allah padanya. Maka, siapa saja yang tidak beriman kepada qadha dan qadar dia pasti hancur.
    Sebagai contoh karena keimanan kepada qadha dan qadar adalah kisah urwab bin Zubair. Kaki beliau terkena penyakit kanker sehingga harus diamputasi (dipotong). Keadaan itu beliau terima dengan tabah. Ketika dokter menyarankan agar beliau minum khamar agar mengurangi rasa sakit saat diamputasi beliau menolak. Beliau berkata, aku tunjukkan cara lain, yakni tatkala aku sedang shalat maka kerjakanlah apa yang anda inginkan, karena hati, tatkala sedang bergantung kepada Allah maka tidak akan merasa dengan apa yang sedang mengenai dirinya. Benra, tatkala urwah sedang bertakbir dan shalat, operasipun dilakukan, beliau tidak bergerak sedikitpun dan amputasi itu pun berhasil dengan baik." Allahu Akbar". Itulah buah iman yang sungguh-sungguh kepada qadha dan qadar. "Dan tidak akan diberikan sifat itu kecuali kepada oarang-orang yang sabar dan tidak diberikan melainkan kepada orang yang mempunyai kebahagiaan." (Fushilat: 35)
  3. Faham Ilmu Syariat
    Para ulama yang mengenal Allah, merekalah orang-orang yang berbahagia. Mereka tidak memikirkan kecuali tentang berbagai ilmu yang diberikan Allah padanya. Adalah abu Al hasan Az Zahid, karena keberaniannya menentang penguasa zhalim Mesir di masanya, Ahmad Toulun maka ia dimasukkan ke dalam kerangkeng singa. Seketika, singa yang lapar itu meraung dan mendekat. Abu Al Hasan tetap tenang duduk, tidak bergerak dan tidak mempedulikan. Orang-orang yang menyaksikan sudah tampak tegang. Ada yang ketakutan karena pemandangan yang amat mengerikan bahkan ada yang sampai menangis. Singa itu maju mundur mendekatinya, kadang meraung lalu diam. Sesudah itu, ia mengangguk-anggukkan kepalanya, mendekat kepada Abul Hasan lalu menciumnya dan pergi tanpa berbuat apa-apa. Orang-orangpun spontan berteriak dengan takbir dan tahlil.
    Apa yang lebih hebat dari itu? tatkala Ibnu Toulon bertanya kepada Abu Al Hasan tentang apa yang ada di dalam benaknya ketika itu ia menjawab: "Aku berfikri tentang air liur singa tersebut, seandainya mengenaiku. Apakah najis atau tidak?" Apa kamu tidak takut kepada singa?, tanya Ibnu Toulon. Tidak, karena sesungguhnya Allah melindungiku." Inilah kebahagiaan yang nyata, yang dihasilkan oleh iman dan ilmu yang bermanfaat. Inilah kelapangan yang selalu diburu oleh setiap manusia.
  4. Banyak Dzikir dan membaca Al Qur'an
    Allah berfirman: "Ketahuilah dengan dzikir kepada Allah akan tenanglah hati." (Ar Ra'd: 28). Orang yang selalu dzikir dan ingat kepada Allah akan bahagia dan tenang hatinya. Sedangkan orang yang berpaling dari ingat kepada Allah maka ia akan hidup dalam kesusahan dan kesedihan. "Dan siapa saja yang berpaling dari ingat kepada Tuhan (Allah) yang Pemuarah niscaya kami tentukan bagtinya setan maka jadilah ia teman yang tidak terpisah baginya." (Az Zukhruf: 36) "Dan siapa saja yang berpaling dari dzikir (ingat) kepada Aku maka adalah baginya penghidupan yang sempti dan kami akan kumpulkan dia pada hari Kiamat dalam keadaan buta." (Thaha: 124) "Maka kecelakaan bagi mereka yang beku hatinya dari mengingat Allah Mereka itu dalam kesesatan yang nyata." (Az Zumar: 220
  5. Dalam Al Qur'an banyak ditemukan ayat-ayat yang membicarakan kedudukan hati yang lapang, di antaranya:
    "Tuhanku, lapangkanlahn dadaku." (Thaha: 25) "Bukankah Akuy telah lapangkan bagimu dadamu?" (Al Insyirah: 1) "Siapa saja yang Allah menghendaki akan memberikan padanya hidayah, niscaya Allah akan lapangkan dadanya untuk menerim islam." (Al An'am: 125) "Maka apakah yang Allah lapangkan dadanya untuk memeluk islam yaitu orang yang berjalan atas nur dari Tuhannya sama dengan yang beku hatinya?" Kelapangan dada dan mencarinya termasuk tanda-tanda kebahagiaan dan sifart orang-orang yang berbahagia.
  6. Berbuat Baik kepada Manusia
    Ini adalah fakta. Orang yang suka berbuat baik kepada manusia dialah orang yang paling berbahagia, serta yang paling diterima hidupnya di atas bumi.
  7. Memandang urusan dunia lebih rendah daripada urusan Akherat.
    Dalam hal ini Rasulullah Saw. bersabda: "Lihatlah orang-orang yang di bawah kamu dan janganlah kamu melihat kepada orang yang lebih tinggi darai kamu. Maka hal itu akan lebih pasti untuk meremehkan nikmat Allah." (HR. Muslim). Ini adalah dalam urusan keduniaan, karena bila kita ingat ada orang yang lebih rendah dari kita maka kita akan mengetahui betapa besar nikmat Allah yang diberikan kepada kita. Adapun dalam urusan akherat, maka hendaknya kita melihat kepada orang-orang yang lebih tinggi dari kita, agar kita sadar akan kelemahan dan kekutangan kita. Jangan kita melihat orang yang hancur dan sebab-sebab kehancurannya, tetapi lihatlah orang yang selamat, dan bagaimana keselamatan itu diraih.
  8. Tidak tamak dunia dan selalu siap mati.
    Syaikh Abdurrhaman As Sa'di rahimahullah pernah berkata: "Hidup itu pendek, oleh karena itu janganlah dipendekkan lagi dengan lamunan dan perbuatan dosa." Benar, bahwa hidup ini sangatlah pendek, oleh karena itu kita harus tidak menemabah kependekan itu ini dengan kebencian, angan-angan yang jahat dan perbuatan dosa.
  9. Yakin kebahagiaan hakiki bagi seorang mukmin adalah di akherat, walaupun di dunia tidak bahagia.
    Allah berfirman: "Adapun orang-orang yang berbahagia maka dalam SurgaKu lah mereka, keadaan mereka kekal padanya selama langit dan bumi dikehendaki oleh Tuhanmu sebagai suatu pemberian yang tidak putus." (Hud: 108). Rasul Saw. bersabda: "Dunia ini penjara bagi mukmin dan Surga bagi orang kafir." Tentanng hadits ini ada kisah menarik dari Ibnu Hajar Al Asqalani. Suatu ketika beliau yang tampak berseri-seri dicegat oleh seorang Yahudi yang sedang dilanda kesedihan hebat. Orang Yahudi itu bertanya: "Bagimana anda menafsirkan ucapan Rasul Saw. "Dunia ini penjara bagi orang mukmin dan Surga bagi orang kafir? Kini anda tahu, aku dalam keadaan sedih, sedangkan aku kafir dan anda dalam keadaan bahagia, sedangkan anda mukmin?". Ibnu Hajar menjawab: "Anda dengan kesedihan dan kemiskinan termasuk berada dalam Surga dibandingkan akheratmu yang penuh dengan siksa yang pedih (kalau kamu nanti mati dalam keadaan kafir). Sedangkan aku (seandainya Allah memasukkan aku ke dalam Surga) maka dengan kesenangan dunia ini termasuk penjara dibandingkan dengan kenikmatan yang sedang menungguku di Surga." Orang Yahudi itu menjawab: "Apakah demikian?" Ibnu Hajar menjawab: "Ya." Maka orang itu pun menyatakan: "Aku bersaksi tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah."
  10. Bersabahat dengan Orang Shaleh
    Pengaruh kawan sungguh sangat besar. Karena itu Nabi Saw. bersabda: "Perumpamaan teman yang baik dengan teman yang buruk adalah laksana pembawa minyak dan pekerja pandai besi. (Muttafaq Alaih)
  11. Yakin perbuatan jahat orang lain akan menjadi kebaikan bagi dirinya maka maafkanlah dia.
    Ibrahim Ataimi berkata: "Sesungguhnya ada seorang laki-laki mendzhalimiku maka aku mengasihinya." Diriwayatkan ada beberapa ulama dan juga banyak orang yang berbuat jahat kepada Ibnu Taimiyah, sehingga beliau dipejarakan di iskandariyah. Setelah keluar dari penjara ada yang bertanya, adakah kamu ingin membalas orang yang berbuat jahat padamu? Beliau menjawab, aku bebaskan siapa saja yang telah berbuat zhalim kepadaku dan aku maafkan. Ibnu Taimiyah telah membebaskan semuanya karena beliau tahu hal itu akan membuatnya bahagia di dunia dan akherat. Seorang salaf mendengar ada seorang yang ghibah atas dirinya. Maka orang salaf tadi memilih suatu hadiah yang menarik. Pergilah ia kepada orang yang berbuat ghibah itu dan diberikannya hadiah tadi. Ketika ditanya tentang sebab pemberian hadiah itu, ia menjawab, Rasulullah Saw. bersabda: "Siapa saja yang berbuat kebajikan atasmu maka berilah dia imbalan. Sesungguhnya anda telah memberikan hadiah kepadaku dari kebajikanmu sedangkan aku tidak punya kebajikan yang dapat aku berikan padamu kecuali kebaikan dunia. " Maha Suci Allah.
  12. Berbicara baik, hapuslah perbuatan buruk dengan berbuat kebajikan. "Dan tidak sama antara kebajikan dan keburukan. Tolaklah keburukan itu dengan sesuatu yang lebih baik." Coba renungkan wahai saudaraku, pengarahan Tuhan yang agung kepada aorang yang beriman: "Dan tatkala mereka lewat di hadapan permainan dia lewat dengan penuh kemuliaan." (Al Furqan: 72)
  13. Selalu Kembali kepada Allah dan Berdo'a kepadaNya
    Rasul Saw. telah meneladankan semua itu di antaranya beliau berdo'a: "Ya Allah perbaikilah aku dalam beragama karena dengan agama itu menjadi ishmah bagi segala urusanku, perbaikilah pula duniaku yang merupakan penghidupanku. Perbaiki pula akheratku yang akan menjadi tempat kembaliku, jadikanlah hidup ini tambahan bagiku dengan berbagai kebaikan serta jadikanlah kematianku sebagai tempat istirahatku dari segala keburukan." (HR. Muslim, 17/40). Beliau juga senantiasa berdo'a: "Ya Allah rahmatMu aku harapkan. Janganlah Engkau tanggungkan (kehidupan ini) kepada diriku sendiri, meski hanya sejenak, dan perbaikilah seluruh keadaanku semuanya, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau."

Mudah-mudahan kita mendapat kebahagiaan yang sesungguhnya, bukan angan-angan juga bukan sekedar pembicaraan. Dan kepada Allah lah segala urusan kita kembalikan. Wallahu A'lam.

http://matericeramahdankultum.blogspot.com

Ilmu Adalah Jalan Keimanan

Pembicaraan kita tentang tauhidullah baik rububiyah, uluhiyah dan asma was sifat, semuanya menuju kepada keimanan yang benar, yaitu bagaimana seharusnya kita menempatkan diri sebagai makhluk terhadap Khalik, pencipta kita: Allah SWT.
Untuk menuju kepada hal itu dibutuhkan Ilmu sebagai pedoman dan petunjuk jalan agar tidak tersesat, yang menyebabkan kita termasuk orang-orang yang merugi.
Allah SWT menjelaskan dalam firman-Nya,
"Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran." (Ar-Ra?d:19)
Lebih lanjut dijelaskan oleh Allah dalam Firman-Nya,
"Katakanlah: 'Adakah sama orang-orang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (Az-Zumar: 9)
Hal itu karena keimanan yang dimiliki oleh orang-orang yang ikut-ikutan saja tanpa keyakinan yang penuh, sangat cepat berubah tatkala diterpa ujian dan cobaan, sebagaimana dijelaskan Allah dalam firman-Nya,
"Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi (Tidak dengan penuh keyakinan) maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang (kembali kafir lagi) rugilah ia di dunia dan di akhirat, yang demikian itu adalah kerugian yang nyata." (Al-Hajj: 11)
Oleh karena itulah, patut bagi kita untuk mengetahui kaidah-kaidah yang otentik guna mengantarkan kita kepada keimanan terhadap Allah SWT.
Kaidah Pertama:
Dalil Akli (alasan logis)
"Bahwasanya sesuatu yang tidak ada tidak dapat menciptakan sesuatu."
Sesuatu yang tidak ada tidak mungkin mampu untuk menciptakan sesuatu, karena ia tidak ada.
Kaidah ini menghantarkan kita kepada Dzat yang Maha Ada. Kalau kita perhatikan mahluk-mahluk yang dilahirkan setiap hari, baik manusia, hewan, tumbuhan, dan kita perhatikan pula setiap yang terjadi di alam semesta ini seperti angin, hujan, siang dan malam, dan setiap yang bergerak dengan teratur, seperti matahari dan bulan, bintang-bintang, semua itu jika kita renungkan setiap saat, maka akan menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa akal kita akan memastikan semua itu bukan hasil ciptaan sesuatu yang tidak ada, akan tetapi itu adalah hasil ciptaan Dzat yang Maha Ada yaitu Allah SWT.
Dalil Nakli (Alquran dan Sunah)
Firman Allah SWT,
"Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan)." (AT-Thuur : 35-36)

Benarkah Kedua Tangan Allah ‘Azza Wa Jalla Adalah Kanan

Soal: Apakah kedua tangan Allah عزوجل yang mulia kanan dan kiri ataukah keduanya kanan?


Jawab: Menurut Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dari Salaful Ummah yaitu yang terdiri dari para Sahabat, Taabi’in dan Taab’ut Taabi’in bersama dengan orang yang mengikuti mereka dari para Imam dan para Ulama dan seterusnya dari zaman ke zaman sampai hari kiamat, mereka semuanya mengatakan: Bahwa Allah عزوجل mempunyai kedua tangan yang mulia sebagai Allah عزوجل telah memberitahukan kepada kita di dalam kitab-Nya yang mulia dan juga Rasulullah صلى الله عليه وسلم di dalam sabda-sabda suci beliau dari hadits-hadits yang shahih. Inilah aqidah yang sangat besar dan sangat agung sekali dan tidak ada yang menyalahinya kecuali para ahli bid’ah dari jahmiyyah, mu’tazilah, falaasifah, asy’ariyayah dan seterunya dari orang-orang yang berjalan di dalam kegelapan bid’ah.

Firman Allah عزوجل:

Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?". (Surat Shaad: 75)

Dan Rasul yang mulia صلى الله عليه وسلم telah bersabda:

1. Sesungguhnya abu Hurairoh telah berkata telah bersabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم: “Allah عزوجل menggenggam bumi pada hari kiamat dan melipat (menggulung) langit (dalam riwayat lain: langit-langit) dengan tangan kanan-Nya, kemudian Allah عزوجل berkata: “ Akulah raja! Manakah raja-raja bumi (dunia)?”. (Hadits shahih riwayat. Bukhari no. 4812,6519,7382 & 7413 dan muslim no. 2787 )

2. Dari Ibnu Umar رضي الله عنه dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم beliau bersabda: “Seseungguhnya Allah عزوجل menggenggam bumi pada hari kiamat dan langit berada di tangan Kanan-Nya, kemudian Dia berkata: “Akulah Raja!”. (Hadits shahih riwayat. Bukhari no 7412 (dan ini adalah lafadznya) dan muslim no. 2788)

Sedangkan lafadz Muslim dalam salaha sati riwayatnya: “ Allah عزوجل memegang langit-Nya dan bumi-Nya dengan kedua tangan-Nya”.

Kemudian ketahuilah, bahwa kedua tangan Allah عزوجل adalah Kanan sebagaiman telah ditegaskan oleh Nabi yang mulia صلى الله عليه وسلم:

Dari Abdullah bin ‘Amr رضي الله عنه ia berkata: Rasulullah صلى الله عليه وسلم telah bersabda: “Sesungguhnya orang-orang yang adil di sisi Allah عزوجل (pada hari kiamat) di atas mimbar-mimbar dari nur (cahaya) di sebelah kanan Ar Rahman عزوجل dan kedua tangan-Nya adalah kanan. Yaitu orang-orang yang berlaku adil di dalam hukum mereka, dan pada kelaurga mereka, dan pada apa yang mereka pimpin”. (Hadits shahih riwayat. Muslim no 1827 dan Nasaa-i no 5379 dan yang selain dari keduanya.

Adapun hadits Abdullah bin Umar dalam salah satu riwayat Imam Muslim dengan lafazh tangan kanan dan kiri adalah dha’if. Sedangkan riwayat yang shahih dari hadits Abdullah bin Umar dengan lafazh tangan kanan dan kedua kanan sebagaimana telah saya bawakan sebelum ini dari riwayat Bukhari dan Muslim tanpa penyebutan tangan kiri.
Demikinan juga ketegasan hadits Abdullah bin ‘Amr di atas yang menjelaskan kepada kita bahwa kedua tangan Rabbul ‘alamin kedua-keduanya adalah kanan.

Kemudian, Inilah riwayat dari lafazh yagn dha’if dari salah satu riwayat Imam Muslim:

Dari Umar bin Hamzah, dari Salim bin Abdullah (ia berkata): Telah mengkabarkan kepadaku abullah bin Umar ia berkata: Rasulullah صلى الله عليه وسلم telah bersabda: “Allah عزوجل telah melipat langit padahari kiamat, kemudian Allah عزوجل memegangnya egan tangan kanan-Nya, kemudian Allah عزوجل berkata: Aku-lah Raja! Manakah orang-orang yang berkuasa itu? Manakah orang-orang sombong itu?. Kemudian Allah عزوجل melipat bumi dengan tangan kiri-Nya, kemudian Allah عزوجل berkata: Aku-lah Raja! Manakah orang-orang yang berkuasa itu? Manakah orang-orang yang sombong itu?”.

Tambahan lafazh tangan kiri-Nya adalah Dha’if. Karena Umar bin Hamzah bin Abulah bin Umar bin Khath-thab Al ‘Adawiy Al Umariy Al Madaniy telah menyendiri dalam tambahan tersebut yang telah menyalahi riwayat dari rawi-rawi yang lain yang telah meriwayatkan dari Abullah bin Umar, selain dia termasuk ke dalam kelompok dhu’afaa’ (orang-orang yang lemah).

Yahya bin Ma’in mengatakan: “Umar bin Hamzah lebih lemah dari Umar bin Muhammad bin Zaid”.

Nasaa-I mengatakan: “Dha’if”.

Ibnu Hibban telah memasukannya ke dalam kitab ats Tsiqaat dan dia mengatakan:”Dia adalah termasuk orang yang salah”.1
Saya (Ust. Abdul Hakim) mengatakan: Yakni orang suka salah dalam meriwayatkan hadits, dan di antaranya hadits yang sedang kita bicarakan.

Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan di kitabnya At Taqrib:”Dha’if”.

Riwayat ini juga telah dilemahkan oleh Baihaqiy dan Ibnu Hajar dan lain-lain. 2

Kesimpulan Allah mempunyai kedua tangan dan kedua tangan Allah adalah kanan.

_________________
1 Mizaanul I’tidal (3/192) dan Tahdzibut Tahdzib (7/437)
2 Fat-hul Baari’ dalam mensayrahkan hadits no: 7413

Disalin dari kitab Almasail-il Jilid 8 oleh Ust Abdul hakim bin Amir Abdat .
http://artikelassunnah.blogspot.com